Rapor Kebahagiaan Penduduk Jabar
Oleh: Elitya Tri Permana Statistisi Badan Pusat Statistik Kabupaten Karawang INDEKS Kebahagiaan Indonesia tahun 2021 yang dirilis Badan Pusat Statistik pada Senin tanggal 27 Desember 2021 menempatkan Jawa Barat yang notabene provinsi dengan jumlah penduduk terbesar se-Nusantara mendapatkan peringkat ke 30 dari 34 provinsi. Indeks kebahagiaan Provinsi Jawa Barat pada tahun 2021 sebesar 70,23 berada di bawah indeks Nasional yaitu sebesar 71,49. Dengan wilayah yang strategis dekat dengan ibukota negara, ketersediaan fasilitas pendidikan, kesehatan, rekreasi, ibadah, sentra perdagangan, dll seharusnya menjadi alasan penduduk Jawa Barat lebih bahagia dibandingkan provinsi lain dengan ketersediaan fasilitas yang lebih terbatas. Padahal Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Provinsi Jawa Barat tahun 2021 menempati peringkat 10 besar terbaik yaitu sebesar 72, 45 lebih besar dari Nasional yaitu 72,29. Mengapa penduduk Jawa Barat tidak lebih bahagia? Apakah pernikahan belum cukup umur memepengaruhi tingkat kebahagiaan penduduk? Atau benarkah pandemi terasa lebih berpengaruh mengurangi tingkat kebahagiaan Jawa Barat akibat banyak yang kehilangan mata pencaharian? Sebelum menjawab berbagai macam pertanyaan berhubungan dengan tingkat kebahagaiaan kita perlu untuk mengetahui konsep kebahagiaan yang diukur tersebut. Terminologi kebahagiaan lebih dipilih BPS dibandingkan dengan kesejahteraan. Pertimbangannya adalah penggunaan instrument survey yang dikembangkan berdasarkan ukuran kondisi objektif dan tingkat kesejahteraan subjektif yang dalam konsep kebahagiaan dikategorikan dalam tiga dimensi besar yaitu dimensi kepuasan hidup (life satisfaction), dimensi perasaan (affection), dan dimensi makna hidup (eudaimonia). Dimensi kepuasan hidup terdiri dari sepuluh indikator yaitu: Kepuasan terhadap Pendidikan dan ketrampilan, kepuasan terhadap pekerjaan, kepuasan terhadap pendapatan rumah tangga, kepuasan terhadap kesehatan, kepuasan terhadap rumah dan fasilitas rumah, kepuasan terhadap keharmonisan rumah tangga, kepuasan terhadap ketersediaan waktu luang, kepuasan terhadap hubungan sosial di lingkungan, kepuasan terhadap lingkungan, dan kepuasan terhadap kondisi keamanan. Dimensi perasaan terdiri dari tiga indikator yaitu: Perasaan senang/riang/gembira, perasaan tidak cemas/tidak khawatir, serta perasaan tidak tertekan. Sedangkan Dimensi makna hidup terdiri dari enam indikator yaitu: penerimaan diri, tujuan hidup, hubungan positif dengan orang lain, pengembangan diri, penguasaan lingkungan, dan kemandirian. Kebijakan nyata yang diupayakan pemerintah untuk meningkatkan kebahagiaan dari dimensi kepuasan hidup seperti mendongkrak perekonomian bahkan sampai ekonomi mikro kecil namun untuk dapat diterima secara merata oleh seluruh lapisan masyarakat hal ini masih jadi misi yang ingin dituju. Penyediaan sarana pendidikan dan pelatihan terus dijalankan dibarengi dengan upaya memastikan tidak ada penduduk yang tidak mengenyam pendidikan formal serta menggairahkan masyarakat untuk ikut serta dalam kegiatan peningkatan ketrampiran. Pembuatan infrastruktur kesehatan pun harus dibarengi sistem yang memberikan kepastian bahwa setiap penduduk mendapat jaminan pelayanan kesehatan. Ada beberapa hal yang menjadi indikator kepuasan hidup yang kini semakin sulit dilakukan terutama di kota besar dengan hiruk pikuk yang sangat padat yaitu waktu luang, kepuasan terhadap kehidupan sosial, dan kepuasan terhadap lingkungan. Kebutuhan akan waktu luang mungkin dirasa semakin sulit didapatkan karena setiap hari harus berangkat lebih pagi dan pulang menjelang larut karena kondisi kemacetan lalu lintas, tidak hanya dialami orangtua yang berangkat ke tempat kerja tetapi juga anak-anak yang setiap hari harus menempuh perjalanan ke sekolah. Waktu intensif untuk diri sendiri dan membersamai keluarga terasa sangat kurang karena sudah larut malam dan tubuh menuntut untuk istirahat, bahkan mungkin tidak terlalu mengenal lingkungan sekitar tempat tinggal. Banyaknya Kawasan industri di Provinsi Jawa Barat juga turut berpengaruh terhadap kualitas lingkungan baik udara, maupun keadaan air tanah. Satu hal yang menarik di Jawa Barat yaitu budaya pernikahan usia dini yang masih terasa. Menurut data Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana tercatat dalam tahun 2020 terdapat 9.821 perkawinan anak. Berdasarkan hasil Susenas KOR 2020 Jawa Barat menempati peringkat kedua Wanita menikah pertama kali di usia 7-15 tahun yaitu sebesar 11,48 persen. Tidak hanya masalah kesehatan, ketidaksiapan mental dalam dalam membina rumah tangga justru menimbulkan gangguan kecemasan, stres dan depresi. Nikah muda juga dapat menimbulkan masalah ekonomi atau keuangan. Kondisi ini terjadi pada pria yang belum ada kesiapan secara mental dalam menanggung nafkah dan berperan sebagai suami dan ayah. Hal ini dapat mempengaruhi indikator-indikator penyusun dimensi kepuasan hidup indeks kebahagiaan. Dimensi perasaan dapat diupayakan dengan menekan angka kriminalitas, memastikan jaminan hukum bagi setiap warna negara, membuang perasaan tabu untuk mengakui ketika ada masalah dalam psikologis, kemudahan akses mendapatkan pertolongan oleh tenaga ahli yang kompeten. Dimensi makna hidup dapat ditingkatkan dengan memperdalam iman taqwa serta pemahaman tentang agama. Kebahagiaan tidak sekedar sudah terpuaskannya kebutuhan materi tetapi juga kebahagiaan dalam jiwa. Seseorang dengan banyak kekayaan tidak menjamin hidupnya bahagia, pun banyak kasus orang-orang sukses malah tenggelam dalam jurang narkoba. Meskipun indeks kebahagiaan Jawa Barat menempati lima besar terbawah namun terjadi peningkatan indeks dari 69,58 pada tahun 2017 menjadi 70,23 pada tahun 2021 atau meningkat sebesar 0,65 poin. Memang bukan perkara mudah seperti membalikkan telapak tangan untuk meningkatkan indeks kebahagiaan suatu wilayah. Kebahagiaan tidak sekedar perkara membangun infrastruktur yang tampak tetapi juga membangun mental sehat penduduknya. Contoh kecil dengan menanamkan pendidikan karakter akhlak mulia seperti jujur, sopan santun dan saling menghargai jiwa orang lain. Ahlak mulia membuahkan ketentraman dan kebahagiaan. Dengan melakukan hal itu kita sudah berinvestasi menciptakan peri kehidupan yang lebih bahagia di masa yang akan datang. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: